Sebagian kita
mungkin bingung dengan kerancuan istilah
wafaq/wafak/awfaq/aufaq/rajah/isim/syakal/dairoh/khatim dll..
Mari kita perjelas…
AWFAQ adalah bentuk jamak dari WAFAQ. Sedangkan WAFAK atau AUFAK adalah
transliterasi yang salah dari WAFAQ. Seperti beberapa kasus saya
temukan, ada yg menyebut HIZIB dengan HIJIB, AYAT KURSIY dengan AYAT
QURSY, dll. Hati-hati… salah istilah, bisa salah makna…
Sedangkan ISIM secara harfiyah berarti NAMA, banyak masyarakat menyebut
JIMAT dengan ISIM. Mungkin karena didalam jimat itu tertulis nama-nama
Allah, makanya disebut ISIM..
SYAKAL berarti BENTUK.. saya pribadi menyamakan istilah RAJAH dengan
SYAKAL.. karena rajah dan syakal bentuknya tidak selalu terdiri dari
kotak-kotak angka dan atau huruf.. terkadang berupa symbol atau gambar
mistik.
DAIROH biasanya berbentuk lingkaran, juga dipenuhi dengan huruf-huruf
dan angka-angka atau kalimat-kalimat suci.
Sedangkan KHATIM berarti cincin, biasanya bentuknya tidak rumit, tetapi
menjadi faktor kunci untuk mengakses energynya.. biasanya ditatah pada
perak, tembaga atau bahan logam lainnya dan dijadikan cincin.
OK, setelah kita mengerti apa wafak itu, sekarang kita mempersiapkan
diri kita untuk mempelajari ilmu wafak ini lebih dalam..
Ilmu wafaq pada prakteknya akan berhubungan dengan tulis-menulis atau
gambar menggambar.. seluruh komponen yang berhubungan dengan hal
tersebut akan mempengaruhi pola energy yang akan terbentuk.
Komponen-komponen tersebut biasanya terdiri dari:
* Jenis pena
* Jenis tinta
* Jenis objek penulisan (kertas/logam/kulit dll.)
* Kalimat/angka/huruf yang dituliskan
* Cara penulisan (memutar, persegi, matematikal dll)
* Waktu/saat penulisan dilakukan (bulan/hari/ jam tertentu, dibawah
rasi bintang tertentu, teknik nafas tertentu dll)
* Arah hadap penulisan (barat, timur, utara, selatan, qiblat dll.)
* Jenis bukhur untuk mengasapi wafaq
* Serta kemampuan pembuat wafaq dalam men-charge dan mengkunci energy
kedalam wafaq.
Bagi seorang master ilmu wafaq / ilmu rajah, seluruh komponen itu
diperhitungkan masak-masak untuk membentuk suatu pola tertentu untuk
keperluan tertentu.. semakin lengkap dan tepat komponennya, maka akan
semakin fokus dan semakin kuat daya pengaruh wafaq/rajah nya.
Bagi beberapa master lain, mereka sudah tidak terikat lagi pada
aturan-aturan baku dalam penulisan rajah/wafaq, mereka akan kontak
dengan ruh orang yang meminta wafaq dan sang master akan menangkap
getaran ruh tersebut yang kemudian akan ia cari getaran di dimensi
tinggi yang sesuai untuk memecahkan problem orang tadi, setelah dapat
getarannya, sang master akan mengubah getaran tadi menjadi gerakan dan
gerakan tadi tertuang dalam tulisan rajah yang ia buat.. secara
lahiriah mungkin tidak bisa terbaca oleh orang awam, terlihat seperti
coretan asal-asalan saja.. tetapi sesunggunya ia mengandung energy yang
tepat dan sesuai untuk memperbaiki ‘ketidakselarasan’ yang dialami oleh
orang yang meminta wafaq tadi..
Tentu saja bagi kita yang ingin mempelajari ilmu wafaq tidak mesti
langsung menguasai semua komponen diatas,, olehkarena nya, dibuatlah
tingkatan2 dalam mempelajari ilmu wafaq dari BASIC sampai ADVANCED.
Dalam level basic/dasar, kita akan membahas hal-hal yang fundamental
dahulu, yang paling penting. Kita tidak akan membahas masalah aturan
falakiyyah, pemilihan tinta, pena, media, serta bukhur yang rumit.
Mungkin dibahas tetapi sekilas saja..
Ada 2 hal DASAR yang harus dikuasai oleh seseorang yang berniat
mempelajari ilmu wafaq, yaitu:
1. Harus bisa baca dan tulis huruf dan angka arab
2. Harus hafal kaidah abjadiyyah
Apa yang dimaksud dengan KAIDAH ABJADIYYAH?
kaidah abjadiyyah adalah urut-urutan huruf dalam bahasa arab.
Urut-urutan huruf ini berbeda dengan apa yang sekarang dikenal oleh
masyarakat umum...
kebanyakan orang memakai urut-urutan huruf arab sebagai berikut:
ALIF-BA-TA-TSA-JIM dst...
kita dalam ilmu hikmah, memakai kaidah urut-urutan yang sudah berusia
sangat tua... yaitu "kaidah abjadiyyah" yang biasa dihafal dengan
sebutan berikut:
ABAJADUN
HAWAZUN
HATHOYA KALAMANUN
SA'A-FA SHUN QOROSYUN
TA TSA KHO DZUN DLO ZHO GHUN
Terlepas dari kontroversi seputar hukum
dan kebolehan penggunaannya, wafaq banyak digunakan dan diminati
masyarakat Islam terutama di Indonesia, sehingga buku-buku tentang wafaq
sangat laris dipasaran dari yang berbahasa Arab hingga yang terjemahan.
Buku-buku yang membicarakan tentang wafaq
ini biasa disebut mujarobat (mujarabat) yang artinya mujarab, ampuh,
dan terbukti. Penggunaan istilah ini karena wafak, jimat, dan sejenisnya
hanyalah ciptaan manusia semata, kemudian hasil ciptaan itu diuji coba
dan berhasil maka disebut mujarab. Hasil uji coba uji coba tersebut
kemudian dikumpulkan dalam satu buku, maka disebutlah buku tersebut
mujarobat artinya kumpulan wafak, jimat, isim, yang telah terbukti
ampuhnya.
Buku-buku mujarobat baik yang asli maupun
yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia seringkali terdapat
kesalahan yang kita tidak bisa membedakannya. Kesalahan-kesalahan
tersebut dapat dimaklumi karena ratusan kali di cetak ulang dan ratusan
kali dicatat ulang oleh orang yang berbeda.